Wednesday, November 14, 2018

Stan Lee, Kreator Spider-Man, Meninggal

Komikus dunia Stan Lee, yang sudah merubah lanskap jenis superhero dengan membuat banyak tokoh jagoan yang di cintai di semua dunia, sudah wafat pada umur 95 tahun, Senin (12/11) waktu ditempat. Lee ialah kreator tokoh Spider-Man, dan The Fantastic Four serta The Incredible Hulk. Ia wafat di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles. Pada sebuah tahun paling akhir ia melawan beberapa permasalahan kesehatan, termasuk juga pneumonia serta masalah pandangan.

Menjadi penulis di Marvel Comics dan jadi penerbit/publisher perusahaan yang sama, ia sudah menggairahkan industri narasi fiksi superhero yang disukai beberapa pembaca anak muda, tapi masih mengutamakan pada jalan cerita yang mutakhir, dialog tingkat perguruan tinggi, satir, science fiction, serta bahkan juga berfilsafat. Perkataan duka cita ikut hadir dari account Twitter DC Comics, yang adalah pesaing Marvel Comics.

Baca Juga : Park 23 XXI Kuta Bali dan Jadwal Bioskop XXI Kuta Bali

Juta-an orang menyongsong baik bergabungnya beberapa tokoh rekaan ia termasuk juga Spider-Man, Hulk, serta X-Men dalam film-film yang launching akhir-akhir ini. Ia sempat juga mengerjakan proyek-proyek baru seperti film layar-lebar "Black Panther" serta "Doctor Strange", dan serial tv "Agents of S.H.I.E.L.D" serta "Guardians of the Galaxy."

"Saya duga kebanyakan orang suka pada beberapa hal yang semakin besar dari kehidupan. Saya mengatakan menjadi dongeng untuk golongan dewasa," katanya dalam satu interviu dengan The Associated Press pada 2006.

"Kita tumbuh dengan dongeng mengenai raksasa, ogre, serta penyihir. Well, Anda telah lebih tua serta sangat tua untuk membaca dongeng. Tapi saya tidak sempat memandang Anda sangat tua untuk menyukai beberapa hal semacam itu, beberapa hal yang semakin besar dari hidup, yang magis serta begitu imajinatif."

Lee memandang buku komik menjadi karya seni. Jika dihitung, sehari-hari saat 10 tahun ia melahirkan satu buku komik baru. "Saya telah menulis sangat banyak sampai saya tidak tahu kembali. Saya mungkin telah menulis beberapa ratus atau beberapa ribu (buku komik)."

Beberapa pahlawan rekaannya begitu berlainan dengan beberapa tokoh yang tetap tampil baik hati ciptaan DC Comics, seperti Superman. Beberapa personil The Fantastic Four tetap berkelahi keduanya, Spider-Man jadi superhero sebab ego Peter Parker, yang diterpa permasalahan keuangan serta ketombe.

Baca Juga : Jadwal XXI Park 23 Kuta Bali dan Level 21 XXI Premier Denpasar

The Silver Surfer, alien yang dikutuk berkeliling-keliling atmosfer bumi, tetap bicara masalah karakter jelek manusia. Hulk tidak suka pada dianya. Daredevil buta, serta Iron Man miliki hati yang lemah. "Kedahsyatan beberapa tokoh ciptaan Stan Lee ialah mereka memprioritaskan ciri-ciri, baru lalu jadi superhero," kata Jeff Kline, executive producer serial tv animasi "Men in Black" dalam satu interviu pada 1998.

Beberapa tokoh karya Lee jadi lambang pergantian sosial. Cerita hidup Spider-Man memvisualisasikan keadaan Amerika pada 1960an, sesaat The Black Panther serta The Savage She-Hulk menggambarkan perjuangan grup minoritas serta wanita.

Lee menulis sendiri sejumlah besar komik Marvel pada 1960an, termasuk juga Avengers serta X-Men yang abadi sampai saat ini. Pada 1972, ia jadi penerbit/publisher Marvel serta direktur editorial; empat tahun lalu 72 juta komik Spider-Man terjual.

Lee ikut menerbitkan beberapa buku, diantaranya "The Superhero Women" pada 1977 serta "How to Draw Comics the Marvel Way" tahun selanjutnya, saat ia dinobatkan menjadi penerbit/publisher terunggul oleh Periodical and Book Association of America.

CBS lantas jadikan Hulk menjadi serial tv yang sukses, dimainkan oleh Bill Bixby serta Lou Ferrigno pada 1978-82. Serial Spider-Man tayang dengan singkat pada 1978. Dua film itu ikut dibikin vs animasinya.

Baca Juga : Jadwal Bioskop XXI Premier Denpasar dengan Jadwal XXI Level 21 Premier Denpasar

Film beranggaran besar pertaamanya ialah "X-Men" yang sukses pada 2000, membuahkan lebih dari US$ 130 juta di Amerika Utara saja. Sesudah itu "Spider-Man" yang lebih sukses kembali dengan penghasilan melebihi US$ 400 juta pada 2002.

Kematian Lee bersamaan dengan Hari Veteran, serta kebetulan ia sempat bekerja di militer AS pada Perang Dunia II bersama dengan U.S. Army Signal Corps pada 1942-1945. Lee diberitakan mendaftarkan ke militer sesudah dengar serangan Jepang di Pearl Harbor. Dalam upload terakhir kalinya di sosial media, ia mengatakan selamat Hari Veteran serta share fotonya saat masih tetap bekerja. Pada 2017, istrinya Joan wafat pada umur 93 tahun.

Ahok Unggul atas Hanum, Ini Alasannya

Ramainya spekulasi pertarungan film A Man Called Ahok serta Hanum & Rangga: Faith and The City masih tetap hangat diperbincangkan warganet sekarang ini. Didapati, warganet memperbandingkan serta menyambungkan dua film yang tayang dengan bertepatan pada Kamis (8/11) dengan unsur politik di dalamnya.

Perihal ini juga dikatakan oleh dua pengamat film, Benny Benke serta Yan Wijaya. Dalam gagasannya mereka berdua setuju, bila film Hanum terserang efek dari masalah nonfilm, yakni sesudah Hanum Rais membela Ratna Sarumpaet berkaitan masalah hoaks. Sedang Ahok, tetap dihubungkan dengan masalah politik yang sempat menerpa bekas gubernur DKI itu.

“Menyedihkan sich. Film dihubungkan dengan masalah politik. Walau sebenarnya, ke-2 sutradaranya mengakui (film ini) tidak berkaitan dengan kebutuhan politik praktis. Akan tetapi, publik sudah terburu mengkaitkan hal tersebut, diperparah perang pendapat pada beberapa simpatisan serta pembenci,” terangnya dalam pesan singkat pada SP, Senin (12/11).

Baca Juga : Wtc 21 Jambi dan Jadwal Bioskop Cinema 21 Jambi

Benny ikut meneruskan, sama-sama sindir serta sama-sama serang lewat media sosial akan memengaruhi, kemauan seorang untuk hadir melihat atau malah menggagalkan tujuannya untuk melihat film itu.

Selain itu, Yan Wijaya waktu dihubungi ikut menjelaskan data pemirsa dua film itu. Di hari pertama sampai hari keempat penayangan, Ahok pimpin dengan keseluruhan pencapaian 587.474 pemirsa, sedang Hanum mencapai 201.378 pemirsa.

Menurut Yan, tidak hanya masalah politik yang mengikat antarkeduanya, jumlahnya pemirsa film Ahok yang tambah tinggi dari Hanum, ikut sebab di pengaruhi oleh ide awal film ini yang dikemas oleh sang sutradara Putrama Tuta, serta tiga produser Ilya Sigma, Emir Hakim, serta Reza Hidayat yang menggawanginya.

Yan menjelaskan, film A Man Called Ahok yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Rudi Valinka mempunyai kemampuan untuk merangkul semua keluarga. Sebab menceritakan mengenai jalinan seseorang anak, Basuki Tjahaja Purnama, pada ayahnya, Kim Nam. Jadi, menurut Yan, film ini dapat dilihat untuk keluarga.

Sedang Hanum, bercerita cerita romansa Hanum Rais serta sang suami, Rangga. Film ini menceritakan mengenai perjalanan menjaga cinta serta mengutamakan pada cerita dilemma yang dihadapi wanita karir. Apa pilih untuk menguber yang diimpikan atau mengawasi keutuhan satu keluarga.

“Segmennya berlainan, serta Ahok memperoleh ruangan yang lebih luas dari Hanum,” terangnya. Lebih dari itu, Yan ikut menjelaskan film ke lima dari novel garapan Hanum ini rupanya tidak sesukses dari yang awal mulanya. Sebutlah saja film, 99 Sinar di Langit Eropa 1 serta 2, Bulan Terbelah di Langit Amerika 1 serta 2.

Baca Juga : Jadwal XXI Wtc 21 Jambi dan Gorontalo XXI Mall Gorontalo

“Dulu, film mode semacam ini banyak disukai sebab waktu itu jarang ada film yang ambil latar tempat syuting di benua Eropa. Akan tetapi, sekarang banyak film yang ambil latar di luar negeri, jadi biasa,” tembahnya.

Bukan Panggung Politik , Lainnya bagian, produser dari A Man Called Ahok, Emir Hakim waktu dihubungi SP menolak bila film ini dipandang seperti wadah atau panggung politik buat grup spesifik. Dianya menuturkan, semenjak pertama-tama film ini direncanakan untuk dibikin, arah pentingnya ialah untuk memberikan inspirasi beberapa orang.

“Kita sadar, orang dengar kata Pak Ahok tentu berfikir akan ada cerita politik yang kuat. Karena itu, semenjak film ini diumumkan 6 September 2018, kami roadshow ke sejumlah kota untuk mengemukakan film ini tidak sempat menempatkan cerita, panggung atau alat politik di film ini.

Ini ialah cerita yang diambil dari novel, yang bercerita bagaimanakah cara seseorang bapak membuat ciri-ciri anaknya, sampai jadi tokoh yang kuat,” katanya. Juga demikian, menjadi produser dianya juga tidak dapat untuk batasi interpretasi publik pada film ini, serta menghormati semua komentar jadi satu dorongan untuk masih memberi karya yang positif.

"Kami menjadi pembuat film masih tertarik dengan film lainnya, serta mesti kita beri pujian ikut, serta tertarik juga. Kita tidak ingin disangkutpautkan dengan film manakah juga. Kita dari pertama prinsip saling untuk bikin karya film yang bagus. Pemirsa jadi penilai saja. Jika dibanding dengan film manakah juga, boleh-boleh saja jika mereka yang bicara,” terangnya.

Baca Juga : Jadwal Bioskop XXI Mall Gorontalo dan Jadwal XXI Gorontalo Mall Gorontalo

Positifnya, Emir menjelaskan tanggapan yang ramai dari pemirsa di media sosial malah membuat jumlahnya pemirsa film Ahok selalu bertambah. Sekarang ini telah seputar lebih dari 400 monitor bioskop di Indonesia yang menayangkan film ini.“Saya perasaan saat orang sudah melihat film itu, mereka keluar serta menceritakannya bagaimana reaksi mereka sesudah
tonton film itu, itu yang menurut saya adalah promo yang sangat kuat, word of mouth,” tuturnya.

Promo PAN, Lainnya bagian, dikutip dari Tirto, Hanum mempunyai langkah promo film yang berlainan dari Ahok, yakni dengan menggandeng Partai Amanat Nasional (PAN) yang memberikan instruksi kader melihat film. Begitupun Kampus Muhammadiyah Surakarta (UMS). Rektor universitas langsung memberi petunjuk sama.

Petunjuk pada kader PAN muncul dari Sekjen Eddy Soeparno serta Wakil Ketua Umum Viva Yoya Mauladi. Surat bernomor PAN/WKU-SJ/172/XI/2018 menuturkan dengan jelas fakta pengerahan kader melihat film itu.

Dalam surat itu, DPP minta kesediaan pada beberapa nama yang terlampir menjadi koordinator serta memfasilitasi tonton bareng bersama dengan konstituen di daerah pemilihannya di hari pertama film itu tayang, 8 November kemarin. Beberapa koordinator ini pula disuruh lakukan blocking satu studio atau lebih di jaringan bioskop XXI di kota semasing untuk kepentingan tonton bareng itu.

Tidak lupa, surat tertanggal 2 November 2018 ikut minta kader PAN mendatangkan mass media untuk kabar berita yang luas serta masif. Dalam point paling akhir tercatat jika pergerakan itu mempunyai tujuan membuat gaung nasional atas film Hanum & Rangga karya anak bangsa yang memiliki nuansa Islami serta memberi teladan dalam membina keluarga muda.

Anggun Kembali Cetak Sejarah di Billboard AS

Single internasional paling baru Anggun berjudul "The Good is Back" barusan sampai posisi ke-20 di Billboard Dance Charts Amerika Serikat. Dengan begitu, Anggun pecahkan rekor riwayat artis kelahiran Indonesia yang sukses masuk dalam charts Top 20 di Billboard. Ia sudah sukses masuk dalam chart itu sekitar 3x.

Awal mulanya, lagu-lagu Anggun yang sukses masuk tangga lagu atau chart itu ialah "Snow on the Sahara" sudah menempati sampai di posisi ke-16, sesaat "What We Remember" menempati sampai di posisi ke-8 serta saat ini

Baca Juga : Resinda Park Mall XXI Premier Karawang dan Jadwal Bioskop XXI Premier Karawang

"The Good is Back" sudah sampai posisi ke-20, tujuh minggu sesudah di luncurkan. Perolehan itu adalah catatan yang tidak pernah dicapai awal mulanya. Tidak ada artis kelahiran Indonesia yang lain dalam riwayat musik yang dapat mencapai hasil semacam itu.

"Ini adalah satu kehormatan untuk lihat jika 20 tahun semenjak kedatangan pertama saya di US Billboard Charts, musik saya masih bisa berkelana serta temukan pendengar serta pengagum baru”, tutur Anggun, yang sekarang ini tengah ada di Jakarta untuk rekaman "The Voice Indonesia".

Baca Juga : Jadwal XXI Resinda Park Mall Premier Karawang dan Jayapura XXI Premier Jayapura

Menurut Anggun, pecahkan rekor bukan maksudnya. Dia mengatan dianya tidak membuat musik cuma hanya untuk memuja ego, tapi membuat musik untuk banyak orang. Tentunya, dia juga terasa mujur bisa lihat musiknya menempati di Amerika. Tapi dia tidak menghasilkan lagu untuk arah itu.

"Kenikmatan paling besar saya ialah tampil di depan pemirsa, seperti yang sudah saya kerjakan di beberapa negara berbahasa Prancis saat beberapa waktu paling akhir, atau di Italia pada bulan Januari 2019 yang akan datang untuk tour di tujuh (hari) yang sudah terjadwal," jelas Anggun.

Baca Juga : Jadwal Bioskop XXI Premier Jayapura dan Jadwal XXI Jayapura Premier Jayapura

Agenda Internasional Anggun akan makin padat dengan program Asia’s Got Talenta yang akan selekasnya diawali, serta ditayangkan di 19 negara di semua Asia, jadikan tayangan itu menjadi pertunjukan talenta di program TV paling besar dalam dunia. Anggun ikut barusan mengakhiri rekaman soundtrack satu film dokumenter Internasional, bersama dengan Kelly Clarkson, Andrea Bocelli, serta David Foster.

Film Dokumenter "Tiga Patung" Tularkan Nilai-Nilai Pancasila

Aplikasi atau implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dikerjakan dengan beberapa langkah. Diantaranya dikerjakan lewat penayangan film dokumenter berjudul "Tiga Patung" karya sutradara Erlan Basri. Pelaksana Pekerjaan (Plt) Kepala Tubuh Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono memandang, film dokumenter garapan sutradara Erlan Basri itu adalah satu bentuk implementasi dari nilai Pancasila.

"Film yang bagus serta inspiratif. Lewat film semi dokumenter itu kita dapat belajar riwayat dan di inspirasi untuk berkarya lebih baik," kata Hariyono, di Jakarta, Selasa (13/11).

Film dokumenter itu bercerita mengenai satu riwayat di balik proses pembuatan Tiga Patung besar karya Edhi Sunarso saat menyongsong Asian Games ke IV tahun 1962. Tiga Patung itu semasing monumen Selamat Hadir, Dirgantara di perempatan Pancoran, serta Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng.

Baca Juga : Boemi Kedaton XXI Lampung dan Jadwal Bioskop XXI Lampung

"Patung menjadi karya seni tiga dimensi dapat menuturkan figur Presiden Soekarno yang mempunyai perasaan seni dan inspirasi brilian dalam menggerakkan seniman untuk menggali kekuatan yang dipunyai dengan optimal tiada terhambat oleh terbatasnya sarana termasuk juga keadaan finansial," katanya.
Dalam film dikisahkan konsekuensi seniman sekelas almarhum Edhi Susanto yang awal mulanya tidak berfikir besar serta diminta untuk berani meningkatkan kekuatan kreatif melewati seniman biasanya.

"Tiga Patung yang diangkat dapat memvisualisasikan keadaan jaman dan keinginan hari esok bangsa Indonesia yang lebih baik. Keyakinan serta kebanggaan diri menjadi bangsa besar bisa tumbuh sesudah lihat film ini," tutur Hariyono.

Baca Juga : Jadwal XXI Boemi Kedaton Lampung dan Ska XXI Premier Pekanbaru

Menurut dia, film tiga patung ikut wajar jadi salah satunya bahan pelajaran riwayat, Pancasila ataupun humaniora. Dengan film itu, yang lebih terpenting dapat juga jadi alat cukuplah efisien untuk menularkan nilai Pancasila.

Arsitek serta sejarawan, Yuke Ardhiati menuturkan, semenjak tahun 1957 Bung Karno memang selalu menyampaikan ide untuk bangun Jakarta Cityplan yang terintegrasi dengan muka baru. Semua dikerjakan untuk meniadakan muka kolonialisme pada Jakarta serta jadi muka Indonesia.

"Tiga Patung karya Edhi Sunarso menjadi pemberi tanda untuk isi tata kota Jakarta. Bung Karno pilih Edhi Sunarso sebab karya-karyanya begitu ekspresif, bisa memvisualisasikan mengenai figur yang penuh semangat mewakili ekspresi bangsa Indonesia," kata Yuke.

Baca Juga : Jadwal Bioskop XXI Premier Pekanbaru dan Jadwal XXI Ska Premier Pekanbaru

Sedang sutradara film Tiga Patung, Erlan Basri menjelaskan, film yang digarapnya sekaligus juga ingin berpesan riwayat serta filosofi lewat alat audio visual sesudah temukan buku "Cerita 3 Patung" yang ditulis Hilmar Farid. "Patung yang sampai kini kita jumpai keseharian, kita lalui, tetapi saat baca buku itu tertarik saya. Nyatanya sejarahnya lebih dahsyat kembali dari apakah yang kita lihat dengan visual," kata Erlan.

Selamat Jalan Bapak Superhero Marvel...Stan Lee

Dunia Marvel menjadi kelabu waktu dengar sang komikus legendaris, Stan Lee meninggal dunia di umur 95 tahun. Berita kepergian bapak superhero ini di konfirmasi langsung oleh putrinya, JC. "Bapak saya menyukai semua penggemarnya. Ia ialah pria terhebat serta terbaik," papar putri Stan Lee, JC, Senin (12/11).

Baca Juga : Mtos XXI Makassar dan Jadwal Bioskop XXI Makassar

Dengar berita duka itu, sang Captain America, Chris Evans juga mengemukakan ungkapan duka cita melalui Twitter. Sampai detik ini, cuitan itu jadi pembicaraan di kelompok beberapa penggamar Marvel.

"Tidak pernah ada kembali Stan Lee. Saat beberapa dekade, dia memberi semua penjelajahan kebahagiaan, ide, kemampuan, ikut pertemanan pada mereka baik tua ataupun muda. Dia sudah pancarkan cinta serta kebaikan serta akan tinggalkan sinyal yang tidak terhapuskan. Excelsior !! " catat Evans melalui Twitter.

Baca Juga : Jadwal XXI Mtos Makassar dan Central 21 Lampung

Pria yang konon dipandang seperti bapaknya superhero Marvel ini mulai membuat komik untuk kali pertamanya pada 1941 mengenai Captain America. Seputar 20 tahun lalu, Stan Lee membangun Marvel Comics yang mengenalkan penokohan lebih komplet dalam ciri-ciri seseorang pahlawan yang kuat, hingga menarik minat banyak orang, terutamanya anak-anak.

Bekerja bersama dengan beberapa seniman, termasuk juga Jack Kirby serta Steve Ditko, ia membuat Spider-Man, Hulk, Doctor Strange, Fantastic Four, Iron Man, Daredevil, Thor, X-Men, serta banyak ciri-ciri fiksi yang lain. Dia mengenalkannya secara detail semesta superhero serta rivalnya.

Baca Juga : Jadwal Bioskop Cinema 21 Lampung dan Jadwal XXI Central 21 Lampung

Produser film sekaligus juga presiden produksi Marvel Studios, Kevin Feige menjelaskan, Lee ialah salah satunya orang yang sangat berjasa untuk bangun Marvel Studios. Menurut dia, taktik di Marvel Studios sudah dipuji tiada henti oleh juta-an bahkan juga miliaran orang, serta tidak mungkin untuk dicocokkan dengan perusahaan-perusahaan Hollywood yang lain.

"Lee tetap begitu ramah dengan kami semua di Marvel Studios serta begitu menggembirakan. Walau mempunyai pesonanya diatas panggung, Lee begitu rendah hati. Ia bukan type orang yang hadir serta memberitahu kami bagaimana jadi, tapi ia menggerakkan kami untuk ikuti jejaknya,” kenang Feige.