Wednesday, November 14, 2018

Film Dokumenter "Tiga Patung" Tularkan Nilai-Nilai Pancasila

Aplikasi atau implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dikerjakan dengan beberapa langkah. Diantaranya dikerjakan lewat penayangan film dokumenter berjudul "Tiga Patung" karya sutradara Erlan Basri. Pelaksana Pekerjaan (Plt) Kepala Tubuh Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono memandang, film dokumenter garapan sutradara Erlan Basri itu adalah satu bentuk implementasi dari nilai Pancasila.

"Film yang bagus serta inspiratif. Lewat film semi dokumenter itu kita dapat belajar riwayat dan di inspirasi untuk berkarya lebih baik," kata Hariyono, di Jakarta, Selasa (13/11).

Film dokumenter itu bercerita mengenai satu riwayat di balik proses pembuatan Tiga Patung besar karya Edhi Sunarso saat menyongsong Asian Games ke IV tahun 1962. Tiga Patung itu semasing monumen Selamat Hadir, Dirgantara di perempatan Pancoran, serta Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng.

Baca Juga : Boemi Kedaton XXI Lampung dan Jadwal Bioskop XXI Lampung

"Patung menjadi karya seni tiga dimensi dapat menuturkan figur Presiden Soekarno yang mempunyai perasaan seni dan inspirasi brilian dalam menggerakkan seniman untuk menggali kekuatan yang dipunyai dengan optimal tiada terhambat oleh terbatasnya sarana termasuk juga keadaan finansial," katanya.
Dalam film dikisahkan konsekuensi seniman sekelas almarhum Edhi Susanto yang awal mulanya tidak berfikir besar serta diminta untuk berani meningkatkan kekuatan kreatif melewati seniman biasanya.

"Tiga Patung yang diangkat dapat memvisualisasikan keadaan jaman dan keinginan hari esok bangsa Indonesia yang lebih baik. Keyakinan serta kebanggaan diri menjadi bangsa besar bisa tumbuh sesudah lihat film ini," tutur Hariyono.

Baca Juga : Jadwal XXI Boemi Kedaton Lampung dan Ska XXI Premier Pekanbaru

Menurut dia, film tiga patung ikut wajar jadi salah satunya bahan pelajaran riwayat, Pancasila ataupun humaniora. Dengan film itu, yang lebih terpenting dapat juga jadi alat cukuplah efisien untuk menularkan nilai Pancasila.

Arsitek serta sejarawan, Yuke Ardhiati menuturkan, semenjak tahun 1957 Bung Karno memang selalu menyampaikan ide untuk bangun Jakarta Cityplan yang terintegrasi dengan muka baru. Semua dikerjakan untuk meniadakan muka kolonialisme pada Jakarta serta jadi muka Indonesia.

"Tiga Patung karya Edhi Sunarso menjadi pemberi tanda untuk isi tata kota Jakarta. Bung Karno pilih Edhi Sunarso sebab karya-karyanya begitu ekspresif, bisa memvisualisasikan mengenai figur yang penuh semangat mewakili ekspresi bangsa Indonesia," kata Yuke.

Baca Juga : Jadwal Bioskop XXI Premier Pekanbaru dan Jadwal XXI Ska Premier Pekanbaru

Sedang sutradara film Tiga Patung, Erlan Basri menjelaskan, film yang digarapnya sekaligus juga ingin berpesan riwayat serta filosofi lewat alat audio visual sesudah temukan buku "Cerita 3 Patung" yang ditulis Hilmar Farid. "Patung yang sampai kini kita jumpai keseharian, kita lalui, tetapi saat baca buku itu tertarik saya. Nyatanya sejarahnya lebih dahsyat kembali dari apakah yang kita lihat dengan visual," kata Erlan.

No comments:

Post a Comment